Jumat, 28 November 2014

The Pacitan Journey

Sabtu, 22 November 2014

Perjalanan malam dari surabaya ke pacitan ditempuh kurang lebih 6 -8 jam. Wilayah Pacitan masih terletak di Jawa Timur ini menyimpan berbagai pantai dan goa . Sebutan kota seribu goa menjadi ciri khas kota ini. Terlebih lagi ketika seorang Susilo bambang Yudhoyono tak lain adalah presiden Indonesia ke - 6 lahir di kota ini.

Jam menunjukkan pukul 10 malam , kali ini rombongan berjumlah 6 orang. Dari Surabaya kita melewati mojokerto , jombang , nganjuk, madiun , ponorogo sampai ke pacitan. Sekitar jam 4 subuh kita sudah sampai di kota pacitan. Sesampainya di kota ini sudah banyak plang - plang atau sign untuk menuju tempat wisata. Jadi jangan kuatir untuk kita tersesat , banyak sekali pantai di kota ini . Maka saya dan rombongan memutuskan untuk menuju ke sebuah pantai yang masih alami dan mungkin belum juga banyak orang yang mengenal tempat ini.

Saat pagi itu yang membuat kita lebih bersemangat ketika dalam perjalanan kita disambut dengan pemandangan indah di kanan kiri  jalan menuju . Memang jarak tempuhnya lumayan panjang. Ditambah jalanan yang tidak terlalu besar sehingga kita lebih extra berhati hati melewati nya.

Pantai Ngiroboyo Pacitan.... sebutan tempat ini, berasa seperti private beach . Tempat ini begitu indah. Masih sepi pengunjung bahkan pada saat itu hanya ada 6 orang rombongan kami.Mungkin jam masih menunjukkan pukul 6 pagi, dan ini merupakan keuntungan bagi kami untuk benar benar menikmati indahnya pemandangan yang masih alami ini. 


Landscape pantai ngiroboyo pacitan

Ada bagian yang cukup menarik bagi saya dari pantai ini yaitu di dekat pantai itu ada sebuah tempat seperti danau. Alirannya berasal dari pantai tersebut sehingga aliran nya cukup tenang , dan ini digunakan bagi penduduk tersebut untuk menyewakan perahu agar bisa menyusuri pemandangan yang  cukup menarik.

Untuk menyewa perahu hanya Rp.100.000 untuk 7 orang. 





 bisa berkeliling menggunakan pemandu dan menikmati alam nya.

Beruntungnya kita menjadi pengunjung pertama hari itu dan menikmati "pantai pribadi" di sini.








---------------------
 Masih di Kota seribu goa , setelah saya dan teman teman menikmati indahnya pantai ngiroboyo maka kami melanjutakan perjalanan kami di 


Sabtu, 01 November 2014

SISI LAIN PULAU MADURA , GILI LABAK

Sabtu,25 Oktober 2014

Sedati Juanda Sidoarjo,

Dari perumahan ku menuju ke terminal bungurasih sidoarjo saat itu jam menunjukkan jam 06 pagi. 
Tecnical meeting kami dimulai jam 06.30 WIB menurut informasi dari teman saya mbk umi. 

Sesampainya di ruang tunggu kaca terminal bungurasih saya bertemu dengan mbk umi, saat itu kami hanya berdua saja menunggu rombongan lain. Yaaa... kami ingin menikmati keindahan sebuah pulau , pulau itu bernama gili labak di wilayah madura.

Dengan menaiki sebuah bus jurusan sumenep madura , perjalanan di mulai dari pukul 09.41 dari terminal bungurasih. Tidak sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama yaitu jam 06.30 ini dikarenakan adanya mobil elf yang kita sewa tiba tiba mendadak tidak dapt mengantar. Alhasil kita menggunakan alternatif lain yaitu dengan menggunakan angkutan umum .

Ongkos yang harus kita keluarkan yaitu Rp. 53.000 menaiki bus jurusan sumenep. Sesampainya di kota Sumenep sekitar jam 3 sore , maka kita berhenti di tujuan paling akhir yaitu terminal sumenep. bagi yang beragama muslim disempatkan untuk menjalankan ibadah sholat dan berisitirahat . Dari kota sumenep kita menyewa mobil elf untuk sampai ke pulau talango. 

Dari pelabuhan Kalianget Madura sebenarnya bisa dilakukan 2 cara menuju gili labak. yaitu melewati pelabuhan kalianget langsumg ke gili labak ditempuh kurang lebih 2 jam an. Atau cara ke 2 yaitu menyebrang dari kalianget ke pulau talango ditempuh 10 menit saja setelah itu dari Talango menuju ke gili labak ditempuh 1.5 jam . Dan kami memilih cara ke dua.


Suasana pelabuhan kalianget madura 












 Hanya menikmati sunset di pelabuhan kalianget


















Sekitar jam 5 Sore kami sampai di kecamatan Talango. Dari pelabuhan kita menuju ke kampung nelayan untuk menyewa perahu menuju ke gili labak.











karena matahari sudah pulang ke peradabannya maka terpaksa kita menyebrang sekitar jam 6 sore dimana sudah tidak ada lagi penerangan. Dan ini kali pertama saya menyebrang menggunakan perahu pad malam hari. Benar-benar meneganggkan , karena rasanya air dan kapal terlihat tidak ada batas dan angin malam yang kencang membuat ombak semakin besar.



Suasana memang menegangkan , tapi sebelum perahu mulai benar-benar berlayar masih aku sempatan untuk mengabadikan moment ini walaupun tidak terlalu jelas... hehehe










Sekitar 1,5 jam kita diombang ambingkan oleh ombak dan bertepi di sebuah pulau. Jangan lupa juga untuk meminta nomer telepon yang empunya perahu agar bisa membuat janji untuk kita balik ke pulau talango. Dan akhirnya Gili Labak tepat di depan mata, walaupun gelap tetapi lega rasanya bisa melewati penyebrangan.
Group traveling kita saat ini berjumlah 30 orang dari berbagai usia dan latar belakang. dan sesampainya di gili labak pemasangan tenda oleh  kaum lelaki mulai dilaksanakan. dan api unggun pun dinyalakan setelah kita menyantap makan malam bersama.


Menikamati kebersamaan sambil ditemani angin yang sepoi-sepoi

---------

26 Oktober 2014

Pagi itu hari ke dua ku di gili labak dan pagi pertama di tempat seindah ini. Warna pasirpun sudah mulai tampak jelas dan  warna air dan langit sudah ada perbedaan nya. 



Para pencari hangatnya sinar matahari mulai sabar menunggu datangnya sang surya di gili labak saat itu.






Sebagian besar penduduk nya sebagai nelayan , mencari ikan adalah aktifitas sehari -hari mereka. Dan penduduk di gili labak sangat ramah. Mereka juga memperbolehkan kita meminjam tempat mushola rumahnya, airsumur dan kamarmandi yang terletak di luar rumahnya.




Dan saya pun bergegas ingin melihat keindahan bawah di gili labak






Inilah tanah Gili Labak , Madura Indonesia